Mungkin pembaca
bertanya-tanya, kenapa di blog ini tiba-tiba muncul judul seperti di atas; “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”. Hanya untuk sekadar berbagi, barangkali itu jawaban
diplomatis yang coba saya tawarkan.
Selama kurang
lebih lima tahun saya mengalami gangguan tidur. Pada malam hari, dimana
biasanya orang-orang menghabiskan waktu untuk beristirahat, mata saya masih
terbelalak. Orang-orang bilang, saya sudah terkena insomnia yang begitu akut. Sedangkan
beberapa sahabat saya yang sarjana psikologi atau dokter, menyebut saya terlalu
banyak pikiran. Benarkah?
Entahlah. Saya
hanya merasa bahwa saya adalah manusia siang dan malam. Saya hanya mencoba
menikmatinya saja. Justru, semakin lama, yang saya rasakan, malam menghadirkan
banyak instrumen menarik. Malam selalu mengajak saya
tersenyum ketika membayangkan hal-hal yang menarik, bersedih ketika mengingat
kenangan yang menyentuh hati atau bahkan menemani saya dalam berangan-angan
atau mengandai sesuatu yang saya impikan.
Kali ini saya memang sedang bercerita tentang
sepucuk malam dan sebuah cerita tentang “Kopi instan & cappuccino Good
Day, kopi gaul paling enak”.
Para sahabat dekat terkadang bertanya-tanya,
sebenarnya apa yang saya lakukan ketika sepanjang malam saya terjaga. Mereka pun
banyak yang tidak percaya ketika saya menjawab bahwa malam adalah teman terbaik
saya, sebagai tempat berbagi, tempat
meluapkan segalanya.
Tentu saya mencoba melakukan hal-hal yang bermanfaat
ketimbang hanya melihati malam atau duduk di depan televisi menyaksikan
film-film yang sudah sekian kali diputar. Saya mencoba mengambil kekuatan dari
sang malam, meminjam ketenangan darinya. Saya menulis. Ya, saya tuangkan segala
perenungan, pemikiran, penghayatan dalam sebuah dokumen, sebuah cerita yang
akan membuat saya bisa mengenang kisah-kisah klasik ketika saya tua nanti. Tentang
apapun; cinta, kehidupan, pemikiran dan apa saja yang bisa saya tuliskan.
Hidup adalah pertautan dari setiap kenangan yang
kita lewati. Sedangkan kenangan adalah sekumpulan siang dan malam yang selalu memuat
dua hal; sedih dan bahagia, kegagalan dan prestasi, amal dan dosa. Hal-hal
itulah yang membuat saya selalu mewanti-wanti diri saya sendiri untuk
mendokumentasikan segalanya. Dan malam adalah moment yang tepat untuk melakukan
semua itu.
Dalam menikmati momentum menuangkan isi pikiran dan
hati tersebut, saya tidaklah sendiri. Secangkir kopi Good Day rasa Vannila
Latte adalah jamuan yang begitu istimewa saat saya dan malam sedang saling
menjagai. Inilah kenapa saya sebut "Kopi instan & cappuccino Good Day,kopi gaul paling enak".
Entah kenapa saja jadi suka dengan minuman itu,
tepatnya sejak beberapa tahun terakhir. Semakin hari kami seperti semakin
akrab. Good Day rasa Vannila Latte seperti bisa menjangkau pikiran saya,
membantu saya menemukan berbagai macam penghayatan. Rasanya enak? Barangkali demikian.
Tapi ini murni soal rasa. Dan sayangnya saya tidak begitu pandai
mendeskripsikan lebih detail soal rasa. Nikmat, barangkali cukup itu saja
penjelasan yang dapat mewakilinya. Sebuah kesederhanaan yang teramat berkesan. Atau bayangkan
saja ketika kita mencintai seseorang dan sulit menjelaskan soal cinta itu
sendiri.
Demikianlah, antara saya, malam dan segelas "Kopi instan & cappuccino Good Day,kopi gaul paling enak" Kami saling berteman dan saling menjagai seiring
terciptanya tulisan-tulisan saya, lahirnya karya-karya saya.