Hujan deras terus mengguyur Jakarta Selasa (8/2) pagi hingga siang. Akibatnya, suasana di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Cililitan tak seramai biasanya. Anak-anak yang biasanya memenuhi area taman, hanya berkumpul di sudut-sudut tertentu. di beberapa kesempatan, tawa kelakar mereka pecah menembus rintik hujan.
Menjelang sore, serombongan anak-anak datang menerjang hujan lebat. Mereka segera berkumpul di ruang serba guna RPTRA Cililitan. Beberapa benda seperti kertas koran dan gunting dikeluarkan dari tas masing-masing.
"Ada tugas ketrampilan membuat anyaman keranjang. Makanya kami kumpul di sini. Besok tugas ini sudah harus dikumpulkan," cetus Dania (12), salah satu dari rombongan. Mereka adalah murid kelas VI SD Cilincing 03 Pagi.
Sekitar satu jam anak-anak tersebut berusaha menyelesaikan tugas, namun tak jua membuahkan hasil. Iis Mulyati (45), seorang pengelola RPTRA menghampiri kemudian membantu anak-anak itu menyelesaikan anyaman keranjang. Anak-anak itu pun antusias mengikuti penjelasan-penjelasan dari Iis dalam menyelesaikan tugas mereka.
“Sudah biasa anak-anak berkumpul di sini untuk belajar bersama atau menyelesaikan tugas. Kalau mereka mengalami kesulitan, biasanya mereka bertanya kepada kami,” kata Iis.
Keberadaan ruang publik di Jalan Buluh, Kramatjati, Jakarta Timur itu sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Sebab, mencari ruang terbuka di area perkampungan di Jakarta selama ini sulit. Setiap hari, jika cuaca sedang bersahabat, ada saja masyarakat yang beraktifitas di taman tersebut. Terlebih pada akhir pekan, masyarakat memanfaatkan tempat itu untuk berolahraga, mengajak buah hati bermain atau sekadar menikmati udara segar sambil becengkerama dengan warga lain.
“Semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua aktif di sini. Adapun agenda rutin yang digelar di sini di antaranya senam lansia, pertemuan ibu-ibu PKK, kegiatan belajar mengajar di PAUD, posyandu, latihan karate dan silat dan masih banyak lagi,” terang Destiyana, staf pengelola RPTRA Cililitan.
“Yang membanggakan, banyak masyarakat sini yang tadinya tidak saling mengenal dan tidak bertegur sapa, kemudian akrab karena sering berkumpul di sini,” imbuh Desti.
Berdayakan Anggota PKK
RPTRA Cililitan yang merupakan RPTRA terbesar dengan luas sekitar 4000 meter persegi itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Misalnya, PAUD, ruang laktasi bagi ibu menyusui, ruang serba guna, theater terbuka, arena bermain, alat fitness, ruang konseling, perpustakaan dengan layanan internet gratis dan yang menarik adanya retail yang bernama GrossMart. Dalam pemanfaatan retail tersebut, pengelola melibatkan anggota PKK di kelurahan Cililitan.
“Sistemnya nanti bagi hasil. Jadi, di Kelurahan Cililitan ada 16 RW. Masing-masing RW kita tunjuk satu wakil dari PKK setempat untuk melakukan survey ke kios-kios kecil di wilayahnya. Nanti mereka mengambil barangnya di GrossMart. Kalau pemesanan banyak, kita ambilkan di PKK tingkat provinsi karena semua stok barang kami semuanya dari sana,” jelasnya.
“Sesuai arahan Ibu Veronica (Ketua PKK Jakarta), anggota PKK diharapkan bisa hidup dan melakukan hal-hal positif. Seperti kami para pengelola RPTRA sebelumnya dianggap sebagai kader PKK terbaik kemudian kami diminta mengikuti seleksi. Jadi, tugas kami tidak hanya mengelola tempat ini saja, namun juga membantu menghidupkan kegiatan PKK di kawasan ini.”
Fasilitas layanan konseling juga menjadi hal yang unik. Kata Destiana, di ruang konseling itu warga, terutama ibu-ibu, bisa mencurahkan segala persoalan yang dihadapi dan mereka akan mendapatkan masukan-masukan untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan.
“Masalah apa saja bisa dikonsultasikan di sini. Seringnya ibu-ibu curhat masalah rumah tangganya karena mungkin ia tidak enak jika curhat dengan tetangga atau orang lain. Kami biasanya memberikan saran-saran. Di ruang itu juga ada layanan KB dari petugas PLKB kecamatan,” kata Desti.
Keamanan
Banyaknya penyalahgunaan di taman-taman di Jakarta selama ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk mengantisipasi hal itu, di setiap RPTRA di Jakarta ditempatkan kamera CCTV yang terintegrasi satu sama lain. Begitu juga di RPTRA Cililitan, yang dilengkap dengan enam kamera CCTV.
Hanya saja, sampai saat ini enam kamera CCTV itu belum berfungsi sebagaimana mestinya meskipun pemasangannya sudah dilakukan sejak peresmian RPTRA oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama,, Oktober 2015 silam.
“Kami sudah berulangkali melaporkan ini ke Dinas Kominfo, namun sampai sekarang belum berfungsi juga,” kata Desti.
Dari puluhan RPTRA di Jakarta, kamera CCTV baru bisa berfungsi di beberapa tempat saja seperti RPTRA Cideng, RPTRA Kembangan, RPTRA Sungai Bambu dan RPTRA Bahari. Dengan aktifnya kamera CCTV di sana, Pemprov DKI hingga pengelola masing-masing RPTRA bisa melihat aktifitas-aktifitas langsung melalui sebuah situs khusus yang dibuat pihak Pemprov.
“Fungsi CCTV memang sangat penting karena selain untuk faktor keamanan, misalnya pengawasan anak-anak ketika bermain, kita bisa memantau aktifitas lain di sekitar RPTRA,” jelasnya.
Tetapi Desti memastikan meskipun kamera CCTV belum berfungsi, tidak ada penyelewengan yang dilakukan di area RPTRA. Pasalnya, dalam menjaga RPTRA selama buka dari 05.00 hingga 22.00, pihaknya dibantu oleh anggota Satpol PP. “Kami pengelola ada enam orang yang selalu mengawasi aktifitas di RPTRA saat jam kerja siang hari. Malam harinya, ada dua petugas Satpol PP yang menjaga tempat ini,” jelasnya. (fha
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)