Jauh di bagian utara bumi Dewata, tersimpan keindahan yang begitu memikat hati. Namanya Taman Wisata Alam Gunung Batur yang secara geografis masuk ke di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dari kota Denpasar, tempat ini berjarak sekitar 80 kilometer atau membutuhkan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Tidak hanya kesejukan udara, lebih dari itu, wisatawan dapat menikmati pemandangan elok berupa gunung, lautan kaldera, kawah, danau, yang tergabung dalam sebuah situs warisan ekologi. Jika ingin mempelajari lebih banyak mengenai keunikan dan karakteristik ekologi di sana, wisatawan bisa datang lengsung datang ke Museum Geopark Batur yang lokasinya masih satu area dengan Geopark Batur.
Karena keunikan dan sejarah panjang yang melingkupi itulah pada 20 September 2012 silam UNESCO menetapkan kawasan ini sebagai geopark atau taman bumi. Sejak itu, Taman Bumi Kaldera Batur tercatat merupakan taman bumi dunia yang pertama dari Indonesia, sementara para anggota jaringan lainnya tersebar di 27 negara.
Area kaldera di Batur memang terkenal karena kawah vulkaniknya yang terbentuk semenjak kurang lebih 23 ribu tahun lalu. Gunung Batur dengan ketinggian 1717 meter dari atas permukaan air laut itu juga termasuk rangkaian cincin api Pasifik yang membentuk sebagian dari deretan panjang gunung api aktif serupa di Indonesia.
“Sejak ditetapkan oleh UNESCO, kawasan kaldera Batur makin ramai dikunjungi wisatawan, terutama mancanegara. Selainmempunyai nilai ekologi dan warisan budaya serta berfungsi sebagai daerah konservasi,” ujar Kadek Permata, dari Lembaga Swadaya Masyarakat Wanapeling Batur kepada saat saya temui di lokasi Geopark Batur, belum lama ini.
Area kawah Kaldera ini umumnya lebih banyak dinikmati masyarakat dari Jalan Penelokan, Kintamani. Di jalan itu, terdapat restoran yang menghadap area kaldera. Sambil menikmati lezatnya kuliner khas Kintamani seperti ikan nila, belut, ayam Bangli, mujair nyat-nyat, nasi kajeng, kita bisa menikmati hamparan kaldera bersama megahnya Gunung Batur serta Danau Batur yang membiru.
Tetapi, tidak sedikit juga wisatawan yang menikmati kaldera secara langsung dengan menuruni bukit Kintamani menuju ke area kaldera. Tetapi, kata Kadek, pemandangan kaldera akan jauh lebih indah apabila dinikmati dari puncak Gunung Batur.
“Setiap hari ada saja wisatawan yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Batur. Dari sana, hamparan kaldera bisa terlihat sangat indah. Juga pemandangan Danau Batur yang ada di sisi kiri gunung. Pada pagi hari, puncak Gunung Batur menjadi tempat favorit menikmati sunrise (matahari terbit),” jelasnya.
Danau Batur
Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Batur selain menyajikan pemandangan sunrise dan kaldera, juga terdapat pemandangan menakjubkan lain. Di sisi utara area kaldera, ada Danau Batur yang memiliki landscape menawan. Luas permukaan danau ini sekitar 16 Kilometer persegi dengan kedalaman sekitar 50 meter.
Di tepi Danau Batur terdapat sebuah pemandian air panas Toya Bungkah atau lebih terkenal dengan nama asing “Batur Natural Hot Spring”. Air panas ini sangat cocok untuk kesehatan kulit karena mengandung belerang. Juga adanya beberapa rumah makan yang menyajikan makanan khas Bali.
Di danau itu kita dapat berkeliling menikmati pemandangan alam atau menuju ke sebuah perkampungan adat Terunyan menggunakan perahu yang disewakan warga sekitar.
Desa wisata Terunyan sudah mendunia karena adat yang diusung di desa ini cukup unik, yakni dari cara penguburan, salah satunya dengan meletakkan mayat-mayat manusia di atas tanah pekuburan hingga menjadi tengkorak. Biaya untuk sewa perahu dari menuju desa ini sekitar Rp100 ribu –Rp150 ribu dengan waktu tempuh sekitar 30 menit
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
terimakasih atas atensinya...