Warna pelangi tiba-tiba membentuk setengah lingkaran di depan riuh gemericik air terjun dengan ketinggian 70 meter itu. Para pengunjung dengan riang mengabadikan momen langka dengan menjadikan pelangi dan air terjun sebagai background.
Meskipun bukan suasana libur, Suasana di Curug Cigamea siang itu ramai. Pengunjung dari berbagai kalangan usia memadati kawasan wisata yang terletak di Kampung Cigamea RT 01/08 Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan atau di kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE), Bogor.
Terang saja, Curug Cigamea merupakan salah satu destinasi wisata favorit, selain beberapa objek lain di kawasan GSE. Di sana, terdapat dua curug yang memadu dengan keindahan alam; Curug Cimudal dengan ketinggian 70 meter dan Curug Cigamea yang memiliki dua tingkatan dengan ketinggian sekitar 100 meter.
"Curug Cigamea mudah untuk diakses, terbilang paling dekat dengan jalan raya. Apalagi di sini menawarkan pemandangan yang indah," kata Amelia (22), pendatang asal Kota Bogor yang mengisi liburan bersama beberapa rekannya.
Curug Cigamea, dari jalan raya akses GSE berjarak 460 meter atau ditempuh selama 10 menit dengan jalan kaki menuruni tangga-tangga. Selain menawarkan pemandangan panorama alam, di sana pengunjung juga bisa melakukan terapi ikan di beberapa saung yang tersebar di kawasan itu. Tersedia pula gazebo-gazebo kecil yang bisa digunakan sebagai tempat bersantai sembari memandangi keindangan Curug Cigamea.
Memiliki permukaan dangkal, menjadi kelebihan lain Curug Cigamea. Sehingga, pengunjung bisa lebih aman untuk mandi di bawah air terjun sambil menikmati sensasi embusan angin segar yang diciptakan oleh air terjun. Apalagi, jika sedang beruntung, seperti kunjungan Warta Kota awal pekan ini, pelangi-pelangi cantik hadir di tengah keindahan panorama alam di sana.
Umumnya, pengunjung Curug Cigamea ramai pada akhir pekan atau liburan, kata seorang pemandu wisata di sana bernama Sablenk. "Rata-rata pengunjung di akhir pekan 500 orang. Kalau libur hari besar atau tahun baru bisa sampai 2000 orang," jelasnya.
Kawasan wisata GSE yang semakin kandang membuat Curug Cigamea kini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal. Kata Sablenk, justru pada akhir pekan mayoritas pengunjung berasal dari luar kota. "Paling banyak dari Jakarta" katanya.
Enteng Jodoh
Curug Cigamea mulai dibuka sebagai destinasi wisata pada awal 1990an. Pada awal dibuka, memang belum begitu ramai karena kurangnya promosi dan kendala sarana dan prasarana untuk menuju ke lokasi. Kawasan itu baru ramai pada awal 2000an.
Percaya atau tidak, dari kepercayaan orang-orang sekitar, datang ke curug ini bisa membuat orang enteng jodoh atau membuat hubungan asmara semakin rekat. Ketika ditemui, Ismanto selaku staff pengeola Curug Cigamea menjelaskan kepercayaan orang-orang tersebut memang sudah ada sejak lama.
“Di bawah curug itu ada air yang keluar secara alami dari sebuah batu. Kalau orang sini nyebutnya Cai Kahuripan atau air kehidupan. Banyak yang percaya, jika mandi atau mengambil air itu bisa membuat seseoang enteng jodoh,” jelasnya.
Di luar eksotika pemandangannya, Curug Cigamea ternyata menyimpan cerita lain, utamanya tentang kesakralan tempat tersebut. Menurut Ismanto, para pegiat kebatinan memiliki keyakinan tempat yang ditemukan pada 1967 tersebut merupakan petilasan Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran. Itu sebabnya pada malam-malam tertentu banyak orang dari berbagai daerah datang ke bawah curug untuk mandi.
“Kalau di sini bukan untuk ngalap berkah atau mencari kekayaan, melainkan supaya mudah mendapatkan jodoh atau untuk pengasihan. Tiap malam jumat banyak orang yang memiliki kepercayaan seperti itu datang ke sini untuk mandi. Bahkan ada beberapa airtis sampai politikus sering datang ke sini pada malam-malam tersebut. Tapi semua itu kembali kepada keyakinan masing-masing,” jelas Ismanto tanpa bersedia menyebut siapa artis dan pejabat yang dimaksud.
Selain itu, di persis di Curug Cigamea kata Ismanto, tempat itu dipercaya sebagai gerbang masuk sebuah kerajaan ghaib yang ada di kawah ratu, Gunung Salak. “Kerajaannya ada di Kawah Ratu, nah di Curug Cigamea dipercaya merupakan gerbang masuk utamanya. Dari penglihatan ‘orang pintar’, banyak pengawal kerajaan ghaib yang berjaga di gerbang itu,” jelasnya.
Tempat wisata yang dikelola pihak Desa Gunung Sari itu kata Ismanto rencananya masih akan terus dikembangkan yakni dengan pembangunan kolam pemandian dan tempat penginapan di dalam komplek wisata. “Rancangannnya sudah kami susun, tinggal menunggu dana saja,” jelasnya.
Cara Tempuh
Terletak di kawasan wisata yang berkembang pesat, akses menuju ke Curug Cigamea cukup mudah ditempuh. Dari Jakarta, jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa lewat tol JOR untuk menuju ke Bogor. Selanjutnya, setelah masuk ke kawasan kota, ambil arah ke Leuwiliang di Bogor Barat. Sampai di persimpangan Cibatok atau sebelum Leuwiliang ambil jalan ke kiri menuju kawasan Gunung Salak Endah. Curug Cibatok merupakan destinasi pertama setelah kita memasuki area kawasan wisata GNE. Waktu tempuh dari Jakarta menuju Curug Cigamea, sekitar 3 jam.
Jika menggunakan angkutan umum, pilihan tepat menggunakan Commuler Line dari stasiun-stasiun di Jakarta menuju Bogor. Selanjutnya, naik angkot 03 tujuan terminal Bubulak dengan tarif Rp2500/orang. Dari Bubulak, perjalanan dilanjutkan dengan angkot jurusan Leuwiliang turun di Cibatok. Tarifnya Rp8000. Di pertigaan Cibatok kemudian berpindah ke angkot jurusan Pamijahan dengan tarif Rp5000. Nah, untuk menuju ke Curug Cigamea, dari Pamijahan, bisa menggunakan jasa ojek yang banyak tersedia di sana dengan tarif sekitar Rp20.000 per orang.
Curug Cigamea
Kampung Cigamea, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan
Tiket Masuk; Rp7500/orang
Jam operasi: Senin-Minggu 07.00-17.30
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
terimakasih atas atensinya...