Latief, seorang gerilyawan muda yang berasal dari sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah. Ia tergabung dalam sebuah pasukan rakyat di bawah pimpinan Samsudin. Kecintaannya kepada tanah air dan agama, membuat semangatnya untuk mengusir penjajah kian membara.  Proses perjalanan hidupnya diwarnai suka dan duka. Ia banyak menghabiskan masa mudanya untuk berperang, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bersembunyi dari satu hutan ke hutan yang lain.

          Namun pada saat ia sedang berjuang di daerah lain, ternyata tentara Belanda sedang menggempur desanya sendiri. Seluruh keluarganya tewas. Tunangannya yang bernama Asih pun hilang. Semenjak itu Latief semakin bresemangat untuk menumpas penjajah. Sampai akhirnya ia tertangkap oleh NICA pada saat ia baru saja mengikuti peperangan di Ambarawa. Selama beberapa tahun ia hidup dalam penjara, berpindah dari tangan NICA ke penjara Belanda.

           Ia bisa terbebas dari penjara karena diselamatkan oleh seorang wanita Indonesia, istri salah satu komandan perang Belanda. Latief lari dari penjara bersama dua sahabatnya, Pak Naim dan Fuad, dan juga Maria, wanita yang menyelamatkannya. Selama beberapa hari mereka berada di dalam hutan, di kaki gunung Sumbing, sampai akhirnya mereka sampai di sebuah desa bernama  Pulosari. Mereka tinggal di rumah lurah setempat.

           Pada tanggal 1 maret 1949, Latief turut serta menjadi serdadu dalam serangan umum 1 maret. Bersama beberapa pemuda dari desa Pulosari. Ia bersama TNI, TKR dan beberapa kesatuan lain menyerbu pos-pos Belanda di Yogyakarta, sampai akhirnya pasukan nusantara dinyatakan menang secara politik.

           Saat kembali ke desa Pulosari pasca perang, ia bingung mengenai nasib Maria yang sudah tidak punya keluarga lagi. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan ia menikahi Maria.

          Beberapa puluh tahun kemudian, ketika Latif sudah berusia tua dan ia sudah menduda, ia terkejut karena Tuhan telah mempertemukan ia lagi dengan Asih, tunangannya yang dulu hilang ketika terjadi penyerangan besar-besaran tentara Belanda ke desanya. Ternyata saat itu Asih dibawa oleh pasukan Belanda dan dipeistri oleh salah satu Jendral Belanda.

                Bagaimana proses pertemuan dua kekasih yang sudah terpisah selama puluhan tahun itu? Apa yang terjadi selanjutnya setelah mereka bertemu? Kita tunggu terbitnya novel  SERPIHAN PURNAMA.