Ia seorang guru yang sering kudatangi pada saat jiwaku merasa dahaga terhadap minuman cinta yang kini tak lagi bisa kusedu sendiri. Ia laiknya sebuah buku yang pada setiap lembarannya telah mengajarkanku tentang banyak hal. Ia sosok yang begitu baik yang telah mengarahkan langkahku ketika aku hampir hilang di sebuah hutan belantara.
Ketika hari-hari terus berlalu, dimana aku sudah banyak berhadapan dengan wajah-wajah kehidupan, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, sebuah kehadiran yang bersahaja, sebuah ruang baru yang terisi oleh keharuman semerbak, yang selama ini hanya menjadi santapan renunganku, atau pada harapan-harapan hatiku. Dan di sini aku menemukan kenyataan hidup yang belum pernah kubayangkan, ketika aku bisa memberi ketentraman dan menemukan sebuah cinta yang tumbuh pada diriku.
Ia, yang sedang kuceritakan, adalah seorang sahabatku. Aku pernah menaruh cintaku di pangkuan hatinya. Ia tidak begitu cantik tapi menurutku wajahnya begitu klasik, mampu menarik jiwaku untuk masuk lebih dalam pada hakikatnya, dan pada hatinya aku melihat ada kelebihan khusus dari para perempuan yang pernah kukenal.
Ingin kusampaikan sekali lagi; bahwa perempuan yang sedang kuceritakan ini pernah menjadi cuaca menggembirakan bagi hatiku, pernah menjadi kejutan rahasia dan keajaiban sempurna, yang membuatku semakin paham perihal makna hidup; lebih kufokuskan pada makna kasih sayang dan kecintaan.
Selama ribuan jam kedekatanku dengannya, aku menyimpan sebuah kekaguman yang sifatnya begitu rahasia. Kusimpan saja. Terus kusimpan. Aku tidak tahu bagaimana harus mengungkapkannya atau sekadar memberi tahu kepadanya mengenai perasaanku ini. Selama kedekatan kami, cintaku masih ada dalam frame siluet pandangannya, kurasa. Sampai aku sendiri tak menyadari kalau cintaku kepadanya kemudian menjadi kadaluarsa, ketika suatu saat ia mengabarkan bahwa ia sedang berbahagia karena tidak lama lagi ia akan dipinang oleh lelaki pujaannya. Ah, biarkan saja.
Kecewa itu memang ada, tapi aku tidak sampai merebahkan diriku dan hanyut dalam jurang penyesalan yang dalam. Justru aku bisa belajar banyak dari pengalamanku itu, hingga kemudian aku menyadari bahwa sejatinya manusia tidak perlu memenjarakan cintanya. Atas pengalaman yang kualami itu, pada waktu kini aku sering memberikan nasehat kepada para sahabatku dan kepada orang-orang, bahwa memendam cinta terlalu lama hanya akan menjadi beban berat bagi perasaan kita. Cinta harusnya diungkapkan, karena tidak ada cinta yang salah, tidak ada cinta yang tidak pantas, tidak ada cinta yang tidak bernilai, kecuali kepalsuan cinta yang kerap dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk mengejar ambisinya.. Sebab cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia ini, karena ia begitu mengangkat jiwa sehingga aturan-aturan kemanusiaan dan gejolak alam tidak akan mampu untuk mengubah arahnya.
Untuk sahabatku, aku sungguh bahagia melihatmu tertawa, melihatmu akhirnya bisa merengkuh keindahan cinta yang pernah kau cita-citakan itu. Dulu kau pernah bercerita banyak tentang keinginan cintamu, tentang lelaki yang kau cintai tapi dia jarang memperhatikanmu, dan tentang harapan besarmu untuk bisa menikah dengan lelaki itu. Dan aku turut lega ketika keinginan-keinginanmu itu kini telah terwujud. Benar kata orang bijak, bahwa mencintai adalah turut berbahagia jika yang dicintai berbahagia.
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sangat mengharukan.. Hmmm. Sabar ya mas Fery.. hehehe.. Icha..
Hmmmmmm..........
Ayeee... hehe.. okok mbak Icha :-)
Ajarin nulis yang bagus dong mas.. -Reni
Subhanallah.. Bruntungnya daku menemukan blog cantik dan isinya menarik.. salam kenal.. kalau berkenan mampir di blog aku.. kabutpagi.blogspot.com.. trims...
bacaan malam yang indah...
waw... :-) trnyata mas Fer pny blog keren
Arum: hehe.. blog yang lama tak terurus.. Doakan tetep istiqomah jagain ini blog, rum.. Biar penyakit malas postingnya ga kumat-kumat lagi.. :-)
okey mas, semangat nulis ya! :) q jg lg bikin blog pribadi:p
oke arum