Berburu Menu Tradisional di Dapuraya





Area foodcourt Dapuraya di Pasaraya Blok M, menyediakan aneka kuliner dari berbagai daerah dengan konsep penyajian yang unik, kental dengan nuansa kedaerahan. Manajemen menyulap area makan tersebut laiknya sebuah perkampungan tradisional.

Pada area makan, didesain begitu unik. Seperti misalnya meja dan kayu dengan warna-warna alami, sangkar burung yang dijadikan sebagai tutup lampu, payung dengan warna cerah sebagai ornamen pada langit-langit ruangan.

Pada tiap gerai, menampilkan desain yang berbeda-beda. Seperti gerai warung Dendeng Crispy Balado, misalnya, yang menggabungkan konsep industrial dengan etnik, dimana si pemilik memajang banyak patung ayam dari bahan keramik, lampu-lampu klasik yang digantung, untuk menunjang penampilan gerai.

"Kita sajikan masakan rumaahan dari Sumatera Barat tapi dengan nunsa cafe," kata Dery, pemilik Dendeng Crispy.

Selain itu, adanya replika pepohonan di area makan juga membuat suasana di Dapuraya menjadi berbeda.

"Seperti makan di taman, banyak pohonnya," kata Rinto (30), seorang pengunjung.

Pengunjung lain, Septiana (24) juga menganggap tempat itu asyik baik sebagai tempat makan maupun tempat nongkrong bersama para kerabat.

"Suasananya cozy, enak buat kumpul bareng temen. Pilihan makanannya juga banyak," katanya.



Dapuraya memiliki 110 tenant yang menempati area cukup luas. Pada tiap area, menampilkan desain dan keunikan yang berbeda-beda. Selain konsep tradisional, di bagian lain ditampilkan konsep yang lebih elegan. Lampion-lampion tertata rapi di sebuah bangunan yang mirip dengan rumah betawi.

Pada kunjungan Warta Kota, Kamis (2/10) siang, di tempat itu, bangku-bangku ramai oleh masyarakat yang sedang menikmati santap siang.

Eko Suryanto Supervisor Dapuraya mengatakan, pihaknya membagi Dapuraya menjadi dua area. Dapuraya 1 mengusung konsep Atmosfer indoor sedangkan Dapuraya 2 meskipun berada di dalam gedung, tema yang diusung adalah outdoor.

"Pengunjung bisa memilih dua area itu. Di Dapuraya 2 dengan tema outdoor, tampak dari replika pepohonan yang kita pasang di sana. Kursi dan meja juga seolah berada di jalanan. Mirip street cafe di Thailand," katanya.

Makanan tradisional

Dapuraya ingin tampil beda dengan foodcourt yang berada di mal-mal lain. Selain mengandalkan tempat yang nyaman, sajian menu tradisional juga menjadi cara bagi pengelola untuk menjaga pelanggan.

"Makanan lokal yang kita sajikan pun banyak yang branded, misalkan saja Dudung Roxy, Nasi Goreng Kebun Sirih dan makanan tradisional lain," kata Eko.

Beberapa jenis makanan tradisional lainnya adalah Raska Cirebon, Serabi Solo, Nasi Liwet Semarang, Nasi Jamblang, Nasi Lengko Cirebon, Angkringan dan sebagainya.

Tempat ini, pada week day, ramai dikunjungi oleh para profesional, baik pekerja kantoran atau pebisnis. Sedangkan pada akhir pekan, mayoritas pengunjung terdiri dari keluarga.

"Sejak dua tahu kita dirikan, masyarakat begitu antusias. Yang tadinya kami hanya punya Dapuraya 1, kemudian kami tambahkan area Dapuraya 2," jelas Eko.

Guna memancing pengunjung sekaligus sebagai ajang promosi, Dapuraya kerap membuat event. "Setiap bulan kita ada event tematik, mengangkat tema-tema makanan dari berbagai daerah secara bergantian," ujar Eko. (Fha)


Dapuraya


Lantai Lower Ground Pasaraya Blok M
Jl. Iskandarsyah II No. 2 Blok M, Kebayoran Baru  Jakarta Selatan

Jam Operasi: 10.00-22.00
Kapasitas: 800 sitting
Tenant: 110

0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini