Indahnya Biola WR. Supratman di Museum Sumpah Pemuda


foto by Feryanto Hadi


Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda, banyak sekali manfaat yang bisa kita petik. Setelah pada artikel sebelumnyaa kami menggambarkan keadaan di ruang depan museum, mengenai diorama tiga orang pemuda yang sedang melakukan diskusi, kami melangkah lebih jauh lagi untuk menikmati koleksi museum yang lain. Melangkah ke ruangan selanjutnya, kita akan sampai ruangan Sumpah Pemuda II. Di sini, ada sebuah koleksi yang cukup menarik, yakni biola kesayangan milik Wage Rudolf (WR) Supratman. Biola inilah yang digunakannya saat menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang saat ini menjadi salah satu koleksi andalan bagi Museum Sumpah Pemuda.

Seperti diketahui, WR Supratman dikenal memiliki kemampuan memainkan berbagai alat music, terutama biola.Biola ini kondisinya masih terawat dengan baik ini. Biola ini dulunya dibeli oleh W.M Van Eldick di Makasar pada 1914 sebagai hadiah bagi WR Supratman. Biola ini mengantar Supratman menjadi seorang pemain band. Group bandnya bernama Black and White Jazz Band, yang berdomisili di Makasar. WR Supratman, juga pernah bermain biola di Gedung Societet Concordia (Gedung Merdeka) Bandung, 1924.

Pada 1928, biola ini digunakan untuk menciptakan lagu berjudul ‘Indonesia’, yang kemudian menjadi ‘Indonesia Raya’. Pada tahun yang sama, lagu tersebut dikumandangkan untuk pertama kalinya di depan peserta Kongres Pemuda Kedua di Gedung Kramat 106 Jakarta, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928.

Lagu Indonesia Raya ini kemudian dikumandangkan pada Kongres Pemoeda Indonesia pada 26 Desember 1928 dan Kongres PNI Kedua, 18-20 Mesi 1929. Di setiap penampilan WR Supratman, biola ini selalu menjadi teman yang mengiringi lagu Indonesia raya di pertemuan-pertemuan kalangan pergerakan.

Biola WR Supratman ini termasuk dalam model Amatus, berukuran 4/4 atau standar, dengan panjang badan 36 cm, lebar badan pada bagian terlebar 20 cm dan 11 bagian tersempit. Tebal tepian biola 4,1 cm dan tebal bagian tengah 6 cm.

Pada bagian badan terdapat dua lubang berbentuk ‘S’ terbalik yang disebut ‘f hole, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan, yang berfungsi membuang gema dari dalam. Pada bagian dalam, terdapat tulisan “Nicholaus Amatus Fecit Ceremona 16”, petunjuk nama pembuat dan alamatnya. Pada bagian badan juga terdapat ‘tick rest’ atau penahan dagu yang terpisah.

Leher biola sepanjang 37,2 cm berbentuk persegi panjang dengan ukiran berbentuk spiral selebar 6 cm pada bagian ujungnya. Sisi atas leher berbentuk lengkungan. Lebar leher pada sisi terlebar terlebar 4 cm dan tersempit 2,5 cm. Pada bagian leher ini, terdapat stelan senar sepanjang 6 cm yang berujung ke leher biola berbentuk bulat dengan diameter 1 cm. penggesek biola WR. Supratman sendiri terbuat dari kayu dan senar. Panjang penggesek keseluruhan 71,2 cm, panjang senar penggesek 62,5 cm.

Biola ini terbuat dari tiga jenis kayu berbeda. Papan depan berbahan kayu Cyprus (Jati Belanda). Papan samping, papan belakang, leher dan kepala, terbuat dari kayu maple Italia. Sedangkan bagian senar holder, penggulung senar, kriplang dan end pin, menggunakan kayu hitam atau kayu eboni Afrika Selatan. Bridge atau jembatan terbuat dari kayu maple. Pada bagian senar kawat, disisipkan kayu eboni yang keras untuk menahan beban senar kawat. Untuk lis tepi biola, terbuat dari rose wood dan eboni

0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini