Green Canyon atau Cukang Taneuh, terletak 31 km arah selatan Pangandaran, tepatnya di desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Pangandaran. Wisata alam ini menyuguhkan sensasi menyusuri sungai Cijulang, laiknya di Grand Canyon di Colorado, Amerika Serikat.
Dengan tarif Rp150.000 per perahu, pengunjung akan diajak menyusuri sungai dengan lebar 15-25 meter berwarna hijau tosca yang diapit dengan bebatuan dan rimbun pepohonan. Perjalanan menempuh jarak 2,5 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Melalui aliran sungai yang tenang dan terkadang berkelak-kelok, menjadi sensasi tersendiri menyusuri keindahan alam di sana. Dalam perjalanan, wisatawan juga akan bertemu dengan perahu-perahu lain yang membawa wisatawan lain. Dan, jika sedang beruntung, di sela pepohonan akan ditemui binatang-binatang seperti monyet dan burung.
Di ujung pelayaran, akan ditemui sungai yang menembus gua dengan keindahan batu-batu stalaktit dan stalakmitnya. Pemandangan lembah hijau tampak di atas gua. Di tempat ini lebar sungai menyempit, kedalaman. Juga berkurang, penuh dengan bebatuan. Air mengucur dari stalakmit, seperti hujan di dalam gua. Perahu harus hati-hati ketika berpapasan dengan perahu lain. Tempat ini merupakan batas perahu mengantarkan wisatawan menuju Cukang Taneuh.
Jika ingin lebih lama berada di sana, akan dikenakan tarif tambahan Rp100.000 untuk waktu ekstra setengah jam. Biasanya, wisatawan memanfaatkannya untuk berenang atau body rafting. Di tempat itu, juga akan ditemui kelompok wisatawan lain yang memang khusus mengambil paket body rafting. Sekadar informasi, khusus untuk body rafting disediakan paket tersendiri, dengan biaya Rp600.000 per kelompok.
"Sayang sekali kalau ke sini tidak berenang. Konon, airnya bisa membawa keberuntungan," kata Pujiati (32), pengunjung asal Bekasi, Jawa Barat, saat berbincang, Sabtu (25/10). Hari itu ia mengaku datang rombongan, bersama keluarga dan tetangga rumahnya karena terdorong rasa penasaran keindahan Green Canyon.
"Sudah lama pengin ke sini, baru kesampaian sekarang," imbuhnya.
Sembari menunggu wisatawan berenang, perahu-perahu itu bersandar di sebuah dermaga, sekitar 100 meter sebelum mulut gua. Oleh masyarakat setempat, dermaga itu disebut palatar atau pelataran yang luas. Di dermaga itu dilengkapi fasilitas mushola, saung-saung peristirahatan serta beberapa pedagang minuman dan makanan. Bagi wisatawan yang tidak berenang biasanya menunggu di dermaga itu, sebelum pulang ke tempat pemberangkatan.
Antusiasme masyarakat untuk menikmati wisata ngarai-ngarai di Green Canyon meningkat dari waktu ke waktu. Tidak hanya masyarakat dari daerah setempat, kata Johardin Arif selaku Sekretaris Kolompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Green Canyon masyarakat dari berbagai kota berdatangan. Paling banyak, dari Bandung dan Jakarta.
Bahkan, pembatasan kapasitas 600 wisatawan per-hari, selalu melebihi kuota pada moment-moment tertentu, seperti week end atau libur tanggal merah.
"Pada setiap akhir pekan, jumlah kunjungan di atas 2000 orang. Pengunjung datang dari bebagai kota. Mereka rela antre perahu dari pagi hingga sore untuk bisa menikmati wisata Green Canyon. Jumlah perahu sendiri, kita sediakan 80. Dengan kapasitas satu perahu enam orang," jelasnya.
Memperbanyak jumlah perahu, bukan opsi paling bagus. Sebab, dengan kondisi saat ini saja, lalu lintas sepanjang jalur wisata air, padat. Bahkan perahu-perahu kerap terjebak kemacetan di mulut gua.
"Sementara jumlah pengunjung terus bertambah karena Green Canyon semakin terkenal. Kami sudah coba batasi tiket, banyak pengunjung dari jauh yang kecewa. Tips dari saya, sebaiknya datang pagi-pagi ke sini supaya bisa lebih leluasa menikmati Green Canyon," tutur Arif.
Sama halnya dengan tempat parkir, yang diakui Arif masih kurang memadai. Banyak kendaraan yang tidak tertampung dan akhirnya memafaatkan bahu jalan atau tanah lapang milik warga setempat untuk parkir. Padahal, banyak pengunjung yang datang dengan menyewa bus-bus besar.
Dikepung tempat wisata
Wisata Green Canyon berada dekat dengan tempat wisata lain di Pangandaran. Dari Pantai Pangandaran, tempat ini bisa ditempuh sekitar 40 menit. Kondisi jalan, saat ini sedang dilakukan perbaikan. Jadi, bersiaplah menghadapi beberapa titik macet jika melintas pada siang hari.
Sedangkan dari Jakarta, dengan menggunakan kendaraan pribadi, Green Canyon bisa diakses melalui Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-
Bagi para backpaker, bisa memanfaatkan jasa angkutan umum. Jika menggunakan angkutan bus, bisa berangkat dari Terminal Kampung Rambutan atau Bekasi dengan Bus PO Budiman atau PO Gapuraning Rahayu jurusan Pangandaran. Tarifnya, sekitar Rp80.000. Menggunakan angkutan bus, waktu yang diperlukan 12 jam untuk sampai terminal Pangandaran.
Dari terminal Pangandaran, untuk menuju ke Green Canyon, Anda bisa menggunakan bus 3/4 jurusan Pangandaran-Cijulang-
Jika terlalu malam sampai di Pangandaran, disarankan backpaker menginap di kota itu karena angkutan ke Green Canyon mulai langka pada malam hari, di atas 20.00. Anda bisa memilih penginapan sesuai budged, dan pada pagi harinya melanjutkan perjalanan ke Green Canyon.
Sedangkan bagi yang membawa kendaraan pribadi, bisa mencari penginapan dekat dengan Green Canyon atau di kawasan Pantai Batukaras yang hanya terpaut 3 km dari Green Canyon. Untuk harga penginapan bervariasi, dari Rp200 ribu hingga jutaan rupiah. Pada pagi harinya, jika menginap di kawasan Batukaras, Anda bisa menyaksikan keindahan sunrise Pantai Batukaras dan sarapan sea food di berbagai restoran di sana, sebelum bergegas menuju Green Canyon yang jaraknya cukup dekat. (Fha)
Green Canyon atau Cukang Taneuh
Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran
Sewa Perahu: Rp150 ribu per perahu. 1 perahu maksimal 5 orang. Waktu maksimal 45 menit. Tarif ekstra time Rp100.000 untuk 30 menit.
Body Rafting: Rp600.000/paket
Waktu tempuh dari Jakarta: 12 jam
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
terimakasih atas atensinya...