Capuchino dan seporsi singkong goreng rasanya cukup untuk tiga jam nongkrong di Warung Kriwil yang berada di bilangan Pondok Bambu Jakarta Selatan. Secangkir capuchino harganya Rp13.000 dan seporsi ketela rebus tak lebih dari Rp7000. Sangat pas dengan kantung mahasiswa.
Kedai yang didirikan awal 2014 dan berlokasi di bilangan Lenteng Agung ini memang menyasar para mahasiswa sebagai pelanggannya karena lokasinya yang berdekatan dengan beberapa kampus.
Saben hari, tempat ini ramai dikunjungi para mahasiswa. Bukan hanya karena harga-harga yang ditawarkan cukup terjangkau, tetapi juga karena suasana kedai yang nyaman dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas setara kafe-kafe kelas atas seperti pendingin ruangan, Wi-Fi, sofa, televisi layar datar dan tempat ibadah.
Meskipun tidak terlalu besar, kesan kedai ini cukup modern dilihat dari penataan interior. Kombinasi warna cerah merah, hitam dan hijau memberikan nuansa tenang. Terlebih, pada beberapa bagian dindingnya diberikan sentuhan-sentuhan property unik seperti kayu-kayu bertuliskan kalimat yang menggugah soal kebiasaan minum kopi. Pada dinding lain, terpampang gambar menu-menu. Sedangkan pada dinding bagian dalam, nuansa art sangat terasa dengan adanya lukisan maupun gambar-gambar para tokoh pewayangan.
“Awalnya tempat ini warung biasa, jualan makanan seperti warteg. Tapi dengan banyaknya mahasiswa yang suka menghabiskan waktu di sini, kami ubah desainnya seperti kafe. Lihat saja, desain dan fasilitas kami lengkap. Tapi harganya masih cukup terjangkau,” kata Zainal Abidin, Manajer Warung Kriwil kepada Warta Kota, akhir pekan lalu.
Masalah penentuan harga, awalnya pengelola Warung Kriwil mengalami dilemma. Sebab, berbagai menu yang disediakan di sana harusnya dijual dengan harga lebih. Tetapi, melihat segmen mereka yakni kalangan mahasiswa, pengelola tidak berani mematok harga menu terlalu tinggi.
“Sebagai sebuah bisnis, tentu keuntungan adalah salah satu prioritas kami. Tapi kami juga melihat segmen. Kasihan para pelanggan kami yang mayoritas adalah mahasiswa jika kami mematok harga terlalu mahal,” jelasnya.
Ya, jika melihat daftar harga menu-menunya, tagline yang diusung kedai ini yakni ‘Selera Bos, Harga Anak Kos’ cukup terbukti. Misalnya saja menu Ayam Taliwang, menu favorit Warung Kriwil yang hanya berbanderol Rp15 ribu untuk satu porsi. Padahal, menu khas Nusa Tenggara Barat (NTB) ini disajikan dengan tampilan istimewa dengan rasa yang super lezat. Di restoran atau kafe lain di Jakarta, harga menu Ayam Taliwang ini bisa di atas Rp50 ribu.
Jika datang ke tempat ini, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan lezatnya aneka nasi goreng. Ada beberapa jenis nasi goreng yang bisa Anda pesan, namun yang paling favorit adalah Nasi Goreng Kriwil. Berisi campuran nasi, daging sapi, telur dadar, rasakanlah kelezatan nasi goreng yang dibuat menggunakan bumbu kare ini. Lagi-lagi menu istimewa ini ditawarkan dengan harga yang cukup murah, hanya Rp15 ribu untuk satu porsi. Menu-menu makanan lain juga dijual dengan harga yang hampir sama.
Di deretan menu minuman, aneka blended menjadi idola pelanggan Warung Kriwil. Minuman ini merupakan racikan dari kopi tradisional, susu, coklat, vanilla folder dan rum bakar. Juga tersedia aneka kopi Nusantara yang diracik oleh barista berpengalaman, seperti Kopi Gayo, Robusta, Kopi Toraja, Kopi Papua dan jenis kopi lain. Atau cobalah minuman teh menyehatkan yang dilabeli Thai Tea dan Green Tea. Harga minuman antara Rp3 ribu sampai Rp14 ribu.
“Biasanya para mahasiswa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di sini, baik untuk sekadar berkumpul dengan teman-temannya atau mengerjakan tugas sambil menikmati internet gratis,” kata Zainal.
Mahasiswa Jadi Barista
Selain menawarkan tempat yang nyaman dengan harga yang murah, para pelanggan Warung Kriwil juga bisa mencoba belajar menjadi barista atau peracik kopi. Berbagai bahan dan alat meracik kopi tersedia di bar Warung Kriwil. Hal ini, kata Zainal, dilakukan agar terjadi kedekatan secara emosional antara pengelola Warung Kriwil dengan para pelanggannya.
“Pelanggan kalau di sini sudah seperti di rumah sendiri. Kami bebaskan pengunjung menjadi barista. Sebagian sudah ada yang memang bisa. Tapi banyak yang mencoba-coba meracik kopi dengan alat dan bahan yang kami sediakan,” kata Zainal.
Selain itu, imbuh Zainal, pelanggan juga bisa me-request menu yang belum tersedia di Warung Kriwil. “Kami selalu mencoba dekat dengan para pelanggan; seperti sahabat. Kadang mereka request menu yang belum ada di sini dan kami mempertimbangkannya. Beberapa menu kami saat ini juga hasil request pelanggan.”
Ardi (27), pengunjung kedai itu mengaku segera terpikat meskipun baru pertama kali mencoba merasakan sensasi berada di Warung Kriwil. “Seperti tagline kedai ini, selera bos harga mahasiswa,” katanya. Ia juga mengakui kelezatan berbagai menu yang ia pesan malam itu.
“Di Jakarta ternyata masih ada makanan enak yang dijual semurah ini. Di sini bisa makan sepuasnya tanpa menguras kantung,” ungkapnya. (fha)
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
terimakasih atas atensinya...