Wisma Yaso, Surga dan Penjara Sang Proklamator

Bagian depan museum Satria Mandala atau Bekas Wisma Yaso



Wisma Yaso. Seyogyanya Sukarno membangun rumah itu sebagai tempat untuk beristirahat, melepas lelah dari segenap tugas kenegaraan dan berbagi cinta dengan sang istri kelima Naoko Nemoto atau yang memiliki nama lain Ratna Sari Dewi. Namun apa daya, rumah itu juga kemudian yang menjadi 'penjara' baginya sekaligus menjadi tempat perasingan oleh pemerintahan yang berkuasa saat itu, hingga akhir hayatnya.

Awalnya, pada 1960, Wisma Yaso dibuat untuk salah seorang istri Soekarno, Ratna Sari Dewi. Gadis muda berparas menawan asal Jepang itu dipersunting presiden berjuluk Putra Sang Fajar, saat presiden melakukan tugas kenegaraan ke Jepang pada Juni 1959. Selama beberapa tahun Dewi dan Sukarno memadu mahligai rumah tangga di rumah itu.

Tetapi, Wisma Yaso yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto 14 kini sudah beralih fungsi menjadi sebuah museum bernama Satria Mandala milik TNI. Hampir semua bentuk bangunan sudah dirubah setelah diresmikan menjadi museum oleh Presiden Soeharto pada 5 Oktober 1972. Museum ini menampilkan benda-benda bersejarah peninggalan para pejuang dan tokoh TNI dari tahun 1945 hingga sekarang.

Ketika saya memantau ke beberapa bagian bangunan, nyaris tidak ditemukan barang-barang yang berbau Soekarno-Ratna Dewi, sebagai penghuni bangunan itu dulunya. Semua ruangan kini telah beralih fungsi sebagai tempat untuk memamerkan koleksi museum.

Di sebelah kanan bangunan utama, tampak beberapa ruangan. Irwansyah, seorang petugas museum menjelaskan, ruangan-ruangan tersebut dulunya merupakan kamar para ajudan Presiden Sukarno. "Ini dulu tempatnya para ajudan Pak Karno. Ada ruangan kamar dan kamar mandinya," katanya, 

Sayangnya Irwansyah mengaku tidak tahu banyak mengenai fungsi ruangan lainnya sebelum bangunan itu menjadi museum. "Yang saya tahu, ruangan yang sekarang jadi tempat pamer senjata, itu dulunya adalah kolam renang milik Bu Dewi. Ruangan yang lain saya tidak tahu persisnya, karena saya masuk ke sini pada pertengahan tahun 80," katanya.

Sepengetahuan Irwansyah, satu-satunya bangunan rumah yang masih dipertahankan keasliannya adalah tangga batu yang berada di sisi kiri luar bangunan museum. Tangga itu kini menghubungkan antara koridor depan museum dengan kantin. "Setahu saya itu tangga itu masih asli dari dulu. Kalau bangunan utama rumahnya sudah dirombak sejak beralih fungsi menjadi museum," katanya.

Seorang pegawai lain mengatakan, sebuah tempat di dalam museum itu, yang kini menjadi penyimpanan koleksi barang-barang milik Soeharto, dulunya merupakan tempat istirahat Bung Karno. "Semasa beliau sakit sebelum meninggal ya di rawat di tempat itu," katanya. (Fha)

0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini