Gerimis Di Bulan Juli

Gerimis di bulan Juli mengingatkanku kembali kepada bintang terpilih itu, yang cahayanya pernah menjadi lampu bagi hati ini, menyala. Padahal sebelumnya hatiku telah mati berkali-kali, terbaring lesu dalam sebuah kuburan cinta yang tabu dan menakutkan, hidup dalam ruang pekat tanpa setitik cahaya, merasakan panasnya kemarau yang berlangsung begitu panjang.
            Gerimis di bulan Juli menjadi penerjemah segala galau. Tetes demi tetesnya hadir dalam nuansa sejuk dan damai, membuat hatiku merasakan betapa berartinya sebuah kebangkitan dan aku kini bisa melupakan moment-moment pedih ketika aku merasa sulit mengeja lembaran-lembaran prosa yang dituliskan pada dinding berhantu, di mana prosa-prosa tersebut berisi tentang trik bagaimana menaklukan bintang terpilih dari ribuan bintang yang semarak dalam hariku.

            Dulu aku memang gagal memahami prosa itu, sehingga bintang terpilih yang ingin kurebut akhirnya benar-benar tenggelam tanpa terbit lagi. Ia hilang seketika, melesat cepat di depan tatapan, dan aku hanya bisa menyaksikan betapa tidak perkasanya diriku, betapa lemahnya aku, betapa naifnya aku, sampai-sampai aku rela dikurung dan dikukung dalam sebuah penjara di ladang gersang, seolah hidupku hanya terkait dengan satu musim saja, kemarau.
            Gerimis di bulan Juli menemaniku berjalan dan menikmati segala legenda cintaku, menuntun hatiku menuju lembah kenangan yang terjal, melintasi gua-gua berhantu, dan di sini adalah tempatku kembali, tempat bangkitnya diriku dari kematian harapan. Nyatanya kini aku bisa mengambil kesadaran serta pandangan baik mengenai sebuah ketetapan; bahwa bintang yang aku kehendaki ternyata bukan kehendak terbaik menurut pandangan Tuhan.
            Di sini akhirnya aku menemukan cara untuk hidup kembali. Di sini antara aku dan gerimis di bulan Juli sedang berjalan memapah, saling memberikan nasehat, dan jiwa kami sungguh menjadi tenang.

0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini