Kata Pengantar buku Seangkir Cinta dalam Dekapan Cuaca

Aku pernah menjalin cinta dan menengguk pahit-manisnya. Aku pernah masuk ke dalam danau asmara dan hidupku dikelilingi oleh pemandangan yang indah. Aku pernah pula terlupa dan terbius oleh damainya air cinta, hingga hatiku mengalir pada aliran yang asing dan pada saat yang sama aku menarik kesimpulan bahwa tidak selamanya cinta itu bisa menggairahkan jiwa, justru bisa membuat segalanya menjadi sesat. Aku pernah hidup dalam kebijaksanaan dan kelemahan cinta, hingga kini aku mampu belajar banyak dari pengalaman cintaku terdahulu.
Dan oleh karena penghikmatan itu, sejujurnya telah ada semacam sinergi yang menjadi pengait rasa, dalam upaya menciptakan kesenangan hati yang masih dingin dan kelu. Dan semua kenangan itu, semestinya tidak hanya kita sisipkan diantara lubang kancing baju kita, atau hanya kita sembunyikan di dalam celengan kendi bersama berjubalnya lipatan uang. Sungguh, bahwa penghikmatan terhadap kenangan pahit-manis itu akan membuat jiwa kita senantiasa terbimbing oleh pelita agar perjalanan cinta dikemudian hari tidak menyisakan airmata pada penghujungnya.
Cinta itu lahir dari kekuasaan Tuhan. Lalu ditiupkan dengan cara perlahan pada kediaman rasa. Memberi penyegar saat dahaga jiwa ini masih selalu meminta. Cinta berlabuh melalui keterkaitan beberapa hal, dalam bentuk gumpalan ruh yang tercipta atas nama cinta, menyusup melalui celah-celah rahasia yang ada pada batin manusia.
Aku sungguh tidak bermaksud menuntun cinta ke dalam argumen-argumen spiritual yang dipenuhi dengan muatan nilai. Hanya saja, biarkan saja hati yang berjalan sendiri, mengejar makna cintanya, meraih nilai fitri, dalam berbagai perenungan serta kelapangan berfikir.
Demikian wajah cinta yang sedang merayu aliran-aliran darah, lalu aliran itu berubah gerak seperti seorang penari latar dalam panggung kehidupan. Cinta memberi sejuta senyum pada wajah hati, lalu menjadi penghuni tetap pada setiap bagiannya.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut kemudian mengajakku berfikir, dalam rencana jangka panjang yang masih kuukir menjadi peta langkah hati ini. Perihal apakah yang harus dilakukan, bagaimana gerangan melakukannya dan masih banyak lagi pemahaman yang terlahir atas tingginya penghayatan,.
Serta ada perenungan yang tidak melulu bersifat konspirasi. Bahwa perasaan cinta terkadang jua menelurkan sebuah propaganda; berlangsung dalam tahapan-tahapan yang sesat hingga kemudian ada sebuah kemurungan hati yang terlahir. Itu jika kita sudah salah dalam mengambil persepsi, memperlakukan cinta dengan cara yang tidak istimewa serta kurang menghayati betapa sucinya sebuah karya agung dari Tuhan ini.
Adalah anugerah agung yang tak akan reda dalam semua cuaca, itulah cinta yang telah ditiupkan pada janin manusia, cinta yang berjalan sesuai panduan kebenaran, cinta yang selalu menemani perjalanan hidup seorang insan. Bahkan, jika ada pendalaman makna, pijarnya cinta akan lebih indah ketimbang gemerlapnya bintang, bahkan dari kawanan pelangi sekalipun.
Maka jika kata-kata cinta adalah terjemahan sebuah hati, biarkanlah ia bercucuran, kemudian menjatuhkan dirinya pada labuhan suka cita. Dalam perandaian yang menghaturkan hentakan motivasi untuk melewati jalan pengembaraan yang terlalu singkat ini.
Dan untuk kalian, jika cinta telah memanggilmu maka ikutilah kemana ia berjalan, walau jalan yang dilalui terkadang tak semulus bayangan dalam angan. Apabila dirinya telah mendekapmu dengan erat, pasrahkan jiwamu kepadanya. Dan apabila ia mengajakmu berbicara, percayalah kepadanya, walau terkadang ucapannya membuyarkan segenap mimpimu, bagai badai yang mendustai taman.
Secangkir Cinta Dalam Dekapan Cuaca, adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan cinta seorang manusia, curahan suka dan duka, yang tersaji dalam bahasa prosa. Mudah-mudahan kehadiran buku bisa mengajak kalian menghayati lebih dalam lagi tentang cinta, lebih bersemangat dalam mencintai, bisa menata hati ketika duka cinta hadir tanpa permisi


Judul: Secangkir Cinta Dalam Dekapan Cuaca
Genre: Fiksi/Prosa
Penerbit: Sendawai Publishing
Harga: Rp. 43500
Siahkan pesan dengan mengirim sms ke 085743826282


Label:
0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini