Keheningan ala Gie



Gunung Gede (2958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3019 mdpl) menyimpan banyak rahasia keindahan. Di kedua gunung yang masuk dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tersebut tersimpan ratusan spesies jenis satwa liar. Sebagian adalah binatang langka yang terancam punah seperti Macan Tutul Sigung, Elang Jawa dan Lutung. Di gunung itu, ekologi hutan Indonesia bisa kita saksikan.

Tidak heran TNGGP menjadi tujuan masyarakat, utamanya pecinta alam untuk merasakan sensasi berada di kemolekan kedua gunung itu. Setiap akhir pekan, orang-orang dari Jakarta dan daerah lain, melakukan pendakian, mencapai puncak Gede-Pangrango. Salah satu jalur pendakian, melalui Cibodas.

Lutung-lutung sudah bermain di atas pohon pagi itu, di dekat gerbang pemeriksaan ijin pendakian TNGGP. Dari pos itu perjalanan dimulai. Memasuki hutan tropis, jalan setapak terus menuntun para pendaki menuju ke dataran lebih tinggi. Sekitar dua jam perjalanan, rute pendakian terbilang mudah. Terlebih, di sisi kanan dan kiri jalur pendakian terdapat pemandangan indah, termasuk adanya danau kecil yang dinamakan Telaga Biru, beberapa sungai serta jembatan di Rawa Gayang Agung. Dari jembatan ini, bisa disaksikan keperkasaan GunungPangrango.

Sekitar 2,5 jam perjalanan, sampailah di Pos Panyancangan Kuda. Di sini, ketinggian sudah 1628 mdpl. Di pos itu terdapat pertigaan jalan, dimana satu jalur menuju air terjun Cibeureum. Dari pertigaan itu, dibutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di lokasi air terjun. Di sana terdapat beberapa air terjun yang sangat indah. Curug Cidendeng merupakan air terjun utama dengan ketinggian sekitar 50 meter. Dua air terjun lainnya, Curug Cikundul dan Curug Ciwalen.

Kembali ke Pos Panyancangan Kuda untuk melanjutkan pendakian. Jalur pendakian usai melewati pos tersebut sudah mulai terjal. Berjarak sekitar 1 jam dari sana, kita akan sampai di Batu Kukus. Dari sana, kita akan menemukan jalan menurun untuk sampai ke air panas. Pendaki sebaiknya hati-hati melewati jalur pendakian di sekitar air panas karena jalan yang berada di tepi jurang itu cukup licin.

Sebuah tempat dinamakan kandang batu menjadi saksi letusan Gunung Gede yang pernah terjadi. Di tempat itu, batu besar-kecil berserakan. Tempat itu kerap dijadikan persinggahan karena memiliki tanah lapang dan sumber air yang cukup.

Enam jam perjalanan dari gerbang, pendaki sampai di tempat bernama Kandang Badak. Para pendaki kerap menggunakan tempat ini untuk mendirikan tenda, sebelum summit atack menuju puncak Gunung Gede atau Gunung Pangrango. Di tempat ini tanahnya cukup lapang. Terdapat satu shelter yang sudah dibangun serta sumber mata air.

Tidak jauh dari Kandang Badak, terdapat persimpangan. Jalur sebelah kiri merupakan akses penuju ke puncak Pangrango. Jaraknya sekitar 3 km atau 4 jam perjalanan. Jalur ke puncak Pangrango lebih terjal. Melewati jalan tanah yang curam.

"Puncak Pangrango ditumbuhi pepohonan, sehingga sulit mencari view. Tapi, sekitar 5 menit dari puncak itu, terdapat hamparan bunga Edelweis Jawa. Tempat itu dinamakan Alun-alun Mandalawangi, tempat dimana abu Soe Hoek Gie ditaburkan," kata Iwan (29), seorang pendaki.

Menurutnya, banyak pendaki tertarik dengan Pangrango karena keheningannya. "Seperti apa yang dikatakan Gie," ujarnya.

Sedangkan dari persimpangan tadi, menuju ke puncak Gunung Gede, dibutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Trek yang dilalui menuju puncak cukup menantang. Pendaki akan melewati jalur yang dinamakan Tanjakan Setan, dimana pendaki harus menggunakan tambang untuk bisa naik ke atas. Tetapi ada juga jalur alternatif jika merasa 'ngeri' dengan Tanjakan Setan.

Setelah jalur itu, pendaki akan bertemu dengan trek ekstrim. Jalur menanjak dengan kemiringan 70 derajat harus dilalui pendaki selama dua jam perjalanan. Beberapa pendaki menyebut, jalur ini lah yang kerap membuat pendaki frustasi.

Pepohonan semakin rendah, itu berarti semakin dekat dengan puncak. Berakhirnya dari trek ekstrim itu ditandai dengan pemandangan kawah di perut Gunung Gede. Bau belerang kadang menyengat setiap angin berhembus. Dari tempat itu, hanya butuh setengah jam untuk sampai puncak Gunung Gede.



Di puncak (2958 mdpl), pemandangan sungguh luar biasa. Keletihan menanjak, terbayar. Di puncak bisa disaksikan dengan jelas kawah semi aktif dengan dinding-dindingnya yang kokoh. Gunung Pangrango dan Gunung Gumuruh juga berdiri kokoh sejajar dengan puncak. Beberapa gunung lain di Jawa Barat juga tampak dari sana, termasuk pemandangan kota hingga selat Sunda yang tampak menyatu dengan langit. Yang istimewa, ketika menyaksikan matahari terbit dan tenggelam di puncak ini. Atau ketika melihat awan bergulung-gulung di bawah keberadaan kita.

Turun sekitar setengah jam ke arah tenggara dari puncak Gunung Gede, terdapat area luas yang dipenuhi Edelwis. Tempat yang dinamakan Alun-alun Surya Kencana itu juga menjadi favorit pendaki untuk berkemah.



Dari Alun-alun Surya kencana, perjalanan turun bisa dilakukan menuju ke arah kiri ke Pos Gunung Putri di Cianjur atau ke arah kanan menuju Pos Selabintana di Sukabumi.

Enam Pintu

Kawasan TNGGP bisa diakses melalui enam pintu; Cibodas, Gunung Putri, Cisarua, Bodogol, Selabintana dan Situgunung. Tetapi, untuk pendakian ke puncak Gunung Gede dan Pangrango menggunakan akses utama Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana.

Jalur Cibodas selama ini menjadi favorit karena terdapat beberapa tempat wisata, seperti air terjun Cibereum, serta pemandangan yang indah di jalur pendakian.

"Dibandingkan dengan jalur Gunung Putri dan Selabintana, jalur Cibodas treknya juga lebih mudah dan langsung bisa mengakses duagunung sekaligus, Gunung Gede dan Pangrango," kata Hilman (27), pendaki dari Jakarta.

Sebelum melakukan pendakian, calon pendaki sebelumnya harus melakukan pendaftaran ke TNGGP Center melaluibooking@gedepangrango.org di situs www.gedepangrango.org. Pengajuan booking minimal 3 hari sebelum pendakian atau maksimal satu bulan. Jika sudah disetujui, calon pendaki mengambil ijin SIMAKSI di kantor Balai Besar TNGGP di Jalan Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur (0263 512776).

Untuk menjaga kelestarian lingkungan, pihak TNGGP juga memberlakukan peraturan ketat kepada para pendaki, di antaranya larangan membawa perlengkapan mandi dan cuci, larangan memetik tumbuhan, larangan memberikan makanan kepada satwa, larangan membuang sampah dan beberapa syarat lain.

Sedangkan kuota pendaki ditetapkan 600 orang per hari melalui tiga pintu masuk dengan pembagian Cibodas 300 orang, Gunung Putri 200 orang dan Selabintana 100 orang.(Fha)



Akses ke Pintu Masuk Pendakian Cibodas

Bus AC Marita atau Parung Indah jurusan Kampung Rambutan- Cianjur: Rp20.000 (turun di Cipanas tepatnya simpang Cibodas)
Angkot Cipanas-Cibodas: Rp5000

Label:
0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini