Menu-Menu Khas Cirebon di Griya Kula




Cirebon selama ini dikenal sebagai kota yang kaya dengan keragaman kulinernya. Banyak warga Jakarta yang bahkan datang ke Kota Udang itu hanya untuk mencicipi makanan-makanan yang khas dengan rasa lezat itu. Sebut saja Nasi Jamblang, yang namanya sudah melegenda. Juga bubur ayam khas Cirebon yang memiliki citarasa tersendiri dibandingan makanan serupa dari daerah lain.

Nah, bagi masyarakat Jakarta yang ingin mencicipi aneka makanan khas Cirebon tak usah jauh-jauh datang ke sana. Di Jakarta, ada satu rumah makan yang menjual berbagai kuliner asli Cirebon. Namanya Griya Kula yang berlokasi di Komplek Kolam Renang Bojana Tirta, Jalan Bojana Tirta Raya 17C, Rawamangun, Jakarta Timur. Pekan lalu, saya berkesempatan datang ke tempat tersebut dan menikmati kelezatan aneka kuliner dari Cirebon.

Griya Kulo mengusung konsep food court. Dengan kapasitas tempat duduk 70 orang, di area kedai terdapat gerobak-gerobak kaki lima yang mempresentasikan setiap masakan Cirebon. Di setiap gerobak, seorang juru masak yang didatangkan langsung dari Cirebon bersiap meracik menu-menu yang dipesan pelanggan.

Ada puluhan menu khas Cirebon di kedai itu yang dikumpulkan dari kedai-kedai paling laris di Cirebon, seperti Nasi Jamblang Mang Dul, Sop Ayam Mang Kapi, Es Kopyor 4848, Mie Bakso Mang Ita dan sebagainya. Heru Hendriyarto, pemilik Griya Kulo, memang mengembang misi untuk mengenalkan lebih luas serta mempermudah masyarakat Jakarta untuk bisa menikmati aneka kuliner Cirebon tanpa harus datang langsung ke kota asalnya.

“Di Cirebon, setiap kuliner unggulan terpisah, tidak dalam satu lokasi. Masyarakat harus berpindah-pindah ke beberapa tempat yang berjauhan untuk bisa mencicipi kuliner itu. Ini tentu butuh waktu yang banyak bagi wisatawan apalagi dari Jakarta yang hanya memiliki waktu liburan terbatas. Di sinilah Griya Kula hadir di Jakarta,” katanya kepada Warta Kota, Rabu (7/1/2015).

Soal rasa, aneka kuliner yang disajikan di Griya Kulo sama lezatnya dengan yang dijual di Cirebon. Misalnya saja Nasi Jamblang. Nasi yang disajikan di atas daun jati ini bisa diniikmati dengan berbagai lauk pilihan; ada telur, cumi hitam, paru goreng, semur hati, pergedel, dan sebagainya. Yang istimewa, bahan-bahan untuk membuat Nasi Jamblang ini langsung didatangkan dari warung Mang Dul di Cirebon setiap harinya.

Menu favorit lainnya adalah Empal Gentong. Makanan bersantan berisi irisan daging lembut ini sangat familiar bagi masyarakat Cirebon. Menu ini kerap disandingkan sebagai lauk dengan nasi maupun lontong. Yang menarik, pengelola GriyaKula juga mencoba melakukan improvisasi terhadap menu ini, yakni dengan membuat menu Empal Asem. Empal Asem, hampir sama dengan Empal Gentong. Yang membedakan adalah dari segi rasa menu ini yang lebih keasam-asaman.

Kata Mursidi, Kepala Kedai, rasa asam itu didapat dari buah asam, jeruk dan belimbing wuluh yang digunakan sebagai bumbunya. “Empal Asem ini juga tidak bersantan, lebih bening. Harganya Rp30 ribu satu porsi,” katanya. Menu-menu lain yang bisa Anda coba di kedai ini di antaranya sate kalong, nasi lengko, mie bakso, tahu gejrot, bubur sop ayam, sate ayam dan sebagainya.

Di salah satu ruangan kedai juga menyediakan berbagai oleh-oleh khas Cirebon, misalnya kerupuk udang, emping, kerupuk ikan dan sebagainya.

Langganan Pejabat

Griya Kula berdiri pada 16 April 2011. Dalam waktu singkat, Heru Hendriyarto berhasil membuat kedai ini dikenal luas masyarakat Cirebon yang ada di Jakarta. Promosinya, kata dia, hanya lewat mulut ke mulut. Selain itu, kedekatan Heru dengan Sultan Kasepuhan Cirebon  XIV, Arief Natadiningrat dan keluarga besarnya, membuat kedai ini juga cukup dikenal di kalangan para pejabat.

“Sultan dan keluarganya sangat mendukung adanya Griya Kula di Jakarta. Banyak tamu-tamu Pak Sultan juga setelah berkunjung ke Cirebon sesudahnya dikenalkan kuliner-kuliner khas Cirebon dan mereka mampir di Griya Kula saat berada di Jakarta. Alhamdulillah bisa berjalan sampai saat ini,” katanya.

Beberapa pejabat negara yang berkunjung ke Griya Kula di antaranya Agung Laksono, Helmi Faishal Zaini, Kardaya Warnika (Mantan Kepala BP Migas).

Yang berbeda di kedai itu, di beberapa tempat terpasang poster seorang wanita cantik yang menawarkan berbagai menu diGriya Kulo. Wanita itu adalah Fatimah Nurhayani Natadiningrat, putrid dari Sultan Kasepuhan Cirebon. Kata Heru, dijadikannya foto Fatimah sebagai icon Griya Kula atas seizin dari sang sultan.

“Pak Sultan menginjinkan putrinya dijadikan ikon promosi Griya kula dengan harapan menjadi daya tarik bagi anak-anak muda Cirebon untuk menyukai makanan khas dari Cirebon,” katanya.

Basecamp orang Cirebon
Griya Kula kini tidak hanya menjai favorit para pecinta kuliner, tetapi tela menjadi semacam basecamp bagi warga Cirebon yang berada di Jakarta. Kata Heru, hampir setiap hari ada saja orang Cirebon yang datang ke Griya Kula

Tidak hanya berasal dari Jakarta, kata Heru, orang Cirebon yang menetap di Tangerang, Bogor, Bekasi juga sering menyempatkan waktu untuk datang ke Griya Kula. Bahkan, masyarakat perantau asal Cirebon di Jakarta sering menjadikan tempat ini sebagai ajang reuni, arisan, tempat bersilaturahmi atau sekadar mencari kenalan baru sesame orang Cirebon.

“Bisa dibilang tempat ini satu-satunya yang menyediakan lengkap aneka kuliner unggulan Cirebon. B ahkan di Cirebon sendiri belum ada rumah makan yang menyediakan menu lengkap seperti ini. Griya Kula juga sudah dianggap sebagai kampung kecil masyarakat Cirebon di Jakarta. Ketika berada di Griya Kula, kami menggunakan dialeg yang sama, bahasa ‘Ibu’. Jadi memang serasa di rumah sendiri,” katanya.

Hal ini pula yang membuat Heri Riyadi, pengusaha konstruksi di Jakarta asal Cirebon sering datang ke Griya Kulo. Dalam seminggu, ia bisa datang sampai tiga kali.

“Untuk makanan, soal rasanya tidak bisa dibohongi. Sebagai warga Cirebon, makan di sini seperti makan di kampung halaman,” katanya.
Selain  itu, di kedai itu Heri bisa bertemu dengan orang-orang asal Cirebon bahkan tidak jarang ia bertemu dengan teman atau kerabatnya yang merantau di Jakarta. “Kadang pas di sini ketemu teman semasa di Cirebon. Padahal sebelumnya kami tidak saling tahu keberadaan kami di Jakarta. Jadi memang kedai ini seperti rumah bagi orang-orang Cirebon,” ungkap Heri. (fha)

Griya Kula

Komplek Kolam Renang Bojana Tirta, Jalan Bojana Tirta Raya 17C, Rawamangun, Jakarta Timur.
Jam Operasi: 09.00-22.00
Harga makanan: Rp1000-Rp30.000
Harga Minuman: Rp1000-Rp25.000
Kapasitas: 70 orang
Telepon:02144756607

2 Responses
  1. Unknown Says:

    Saya punya pengalaman buruk makan disini. Saat itu pesen empal gentong, ketika saya makan baru stgh tiba2 di kuah saya lihat ada kaki kecoa... Ohh NO!! Dan suami sy makan nasi jamblang, krn melihat di empal gentong saya ada kaki kecoa, akhirnya suami saya juga ati2 Dan melihat dengan detail nasi Dan lauk yg dya makan. Engga ada apa2 sih, cuman daun jati nya itu di bagian belakangnya kotor kyk ada kotoran Dan apa gt.. Setelah pulang melewati dapur nya bagian depan ternyata griya Kula memang kurg higieniss... Dan harganya gilaaaa mahalnya.


  2. Unknown Says:

    Saya punya pengalaman buruk makan disini. Saat itu pesen empal gentong, ketika saya makan baru stgh tiba2 di kuah saya lihat ada kaki kecoa... Ohh NO!! Dan suami sy makan nasi jamblang, krn melihat di empal gentong saya ada kaki kecoa, akhirnya suami saya juga ati2 Dan melihat dengan detail nasi Dan lauk yg dya makan. Engga ada apa2 sih, cuman daun jati nya itu di bagian belakangnya kotor kyk ada kotoran Dan apa gt.. Setelah pulang melewati dapur nya bagian depan ternyata griya Kula memang kurg higieniss... Dan harganya gilaaaa mahalnya.


Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini