Komunitas Pegoh, Pecinta Motor 150 cc



Geng motor marak beberapa tahun terakhir. Lalu lintas dilanggar, ugal-ugalan. Aksi kejahatan dilakukan. Mereka bahkan tak segan melukai korban dengan senjata tajam yang selalu mereka bawa. Biasanya, samurai atau parang. Imbasnya, masyarakat menilai komunitas motor sebagai kelompok yang menakutkan.

Ingin mengubah stigma itu, Pegoh Community muncul. Komunitas pesepeda motor sport 150 cc ingin menjadi penyeimbang atau bahkan mengubah paradigma masyarakat yang memandang komunitas motor sebagai keangkeran. Bahkan, mereka bekerjasama dengan kepolisian berkomitmen mengurangi angka kejahatan jalanan yang dilakukan geng-geng motor yang tidak bertanggungjawab.

"Sejak marak kejahatan yang dilakukan geng motor, otomatis para komunitas motor ikut dipandang negatif oleh sebagian masyarakat. Padahal, banyak komunitas motor yang kegiatannya positif, seperti komunitas kami yang selalu melakukan kegiatan sosial," kata Jeffy, Ketua Umum komunitas.

Bahkan, dalam waktu dekat, komunitas ini berkomitmen akan menjadi penyambung lidah kepolisian lalu lintas, untuk mengkampanyekan disiplin berlalulintas kepada masyaralat luas dan khususnya kepada para pelajar.

"Untuk para anggota komunitas kami sudah tentu selalu kami edukasi untuk taat berlalulintas. Karena itu menjadi salah satu program pembinaan kami kepada anggota. Apalagi ada beberapa pembina kami yang juga anggota kepolisian," kata Jeffy.

Beberapa materi yang kerap diajarkan bagi anggota dan rencananya kepada para pelajar di wilayah tempat berkumpul mereka, Tangerang Selatan misalnya tata tertib lalulintas di jalan raya.

"Sebenarnya para pelajar itu tahu aturan lalu lintas, namun mereka kerap melanggarnya. Itulah tugas kami ke depan, mengedukasi para pelajar agar bisa tertib lalulintas, termasuk menjelaskan resiko yang bakal terjadi jika melanggar lalulintas."

Kegiatan positif yang telah dilakukan lainnya, yakni kegiatan bersih kampung, bantuan sosial dan pengadaan buku di perpustakaan-perpustakaan desa. Dana untuk kegiatan-kegiatan itu diperoleh dari hasil iuran para anggota Rp10.000 perbulan.




Dari sekadar nongkrong

Saat ini Komunitas Pegoh memiliki 70 anggota aktif. Setiap malam minggu, para anggota berkumpul di seputaran Jalan Cirendeu Raya, tepatnya di depan TK Al-Fath, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Komunitas ini terbuka bagi masyarakat yang menggunakan sepeda motor 140-160 cc, seperti Kawasaki Ninja, Honda Mega Pro, Yamaha Vixion, Yamaha Byson, Honda CBR150 dan sebagainya.

"Dari pabrikan manapun boleh bergabung. Asal kapasitas mesin 140-160 cc," kata Muchtar, juru bicara komunitas.

Muchtar menjelaskan, awalnya komunitas ini terbentuk dari sekadar tongkrongan beberapa pemuda. Lambat laun, banyak yang bergabung hingga pada 13 Desember 2013 terbentuk Komunitas Pegoh.

Dikatakan Muchtar, seringnya komunitas ini menggelar kegiatan positif, baik mengadakan bersih kampung ke tujuan touring maupun kampanye-kampanye tertib lalulintas yang disebarkan lewat mulut ke mulut atau melalui jejaring sosial, membuat banyak penunggang motor sport 140-160 cc yang bergabung. Anggota komunitas terdiri dari berbagai macam profesi, seperti mahasiswa, karyawan, polisi sampai security perusahaan.

"Buktinya pada setiap tur yang kami gelar, banyak yang ikut. Tidak terbatas pada member saja," imbuh Muchlas.

Sebelum menjalani touring, anggota lebih dulu diberikan imbauan agar dalam perjalanan tetap menghormati hak pengguna jalan lainnya.

"Ada beberapa anggota yang secara khusus telah diberikan pembekalan soal membuka jalan atau memimpin konvoi. Jadi, kita ingin benar-benar menghilangkan image bahwa komunitas motor suka sok-sokan ketika di jalan raya. Kami paham bahwa orang lain juga punya hak menggunakan jalan raya," kata Muchtar.

Dalam hal perekrutan member baru, komunitas ini juga memberlakukan aturan yang cukup ketat. Hal itu bukan tanpa alasan. Kata Muchtar, ketatnya recruitmen anggota baru dimaksudkan agar calon member benar-benar berkomitmen untuk melakukan hal-hal positif ketika berada di dalam komunitas.

"Kita lihat KTP-nya. Kemudian kita survey ke alamat rumahnya. Bukan apa-apa, kami hanya ingin memastikan dia benar-benar ingin berbuat positif di dalam komunitas. Tidak sekadar ingin nongkrong. Adapun tradisi datang ke rumah calon anggota juga untuk silaturahim serta menunjukkan kepada oraangtuanya kalau kami ini komunitas baik-baik. Kami ingin tunjukkan sisi tanggungjawab," kata Muchtar.

"Intinya, bagi siapapun yang memutuskan masuk ke komunitas ini tahu apa yang harus mereka lakukan. Di sini tidak sekadar nongkrong atau touring, tapi harus punya rasa tanggungjawab dan kesadaran untuk berkendara dengan baik dan mengkampanyekannya kepada masyarakat luas," imbuh Muchtar. (Fha)

Pegoh Community (PGC 150)
Sekretariat: Jalan WR Supratman No54 RT 001/001, Kampung Utan, Ciputat, Tangerang Selatan.
Terbentuk: 13 Desember 2013
Anggota: 70 member
Kopdar: Malam minggu
Facebook: Pegoeh Community
Twitter: @Pegeoh150
Email: pegoehcommunity@yahoo.com
CP: 087871052363 (Jeffy)

0 Responses

Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini