Orang-orang Jepara Jadi Milyarder di Pondok Bambu




Sepanjang Jalan Pahlawan Revolusi, Jakarta Timur, telah lama dikenal sebagai sentra penjulan furniture atau mebel di Jakarta. Terdapat ratusan penjual mebel seperti kursi, meja, lemari, rak, tempat tidur dan sebagainya. Di kawasan itu juga terdapat ratusan para pelaku usaha pembuat mebel, kusen, pintu dan kebutuhan pembangunan rumah yang lain.

Berawal pada awal 1980, beberapa pendatang asal Jepara, Jawa Tengah membuka usaha penjualan mebel kecil-kecilan di beberapa titik Jalan Pahlawan Revolusi. Mebel atau furniture yang dijual, khas dari Jepara, dengan ukiran-ukiran unik dan berkelas. Hal itu membuat masyarakat Jakarta banyak berdatangan ke kios-kios mebel di sana.

Seiring dengan ramainya pembeli, beberapa tahun kemudian, jumlah pedagang mebel semakin bertambah. Mereka menyewa ruko atau rumah-rumah warga untuk dijadikan tempat berdagang. Masyarakat pun semakin memiliki banyak pilihan, karena mebel yang dijual masing-masing pedagang berbeda desain.

"Sejak kawasan ini mulai ramai, pengusaha mebel asal Jepara banyak yang membuka toko di sini. Rata-rata memang sudah menjadi pemain lama, dalam artian, di Jepara mereka sebelumnya sudah menjadi pengusaha mebel sebelum ekspansi ke sini," kata Haji Mukhlisin (43), pemilik Toko Mebel Mustika Indah Jaya di Jalan Pahlawan Revolusi 17A Pondok Bambu, Jakarta Timur kepada Warta Kota, Minggu (20/7/2014).

Haji Mukhlisin memulai usaha di tempat itu sejak 1986, di saat usianya masih relatif muda. Keputusan itu ia ambil setelah usaha ekspor mebel miliknya di Jepara mengalami kebangkrutan. Di saat sama, ia melihat potensi besar kesuksesan penjualan mebel Jepara di kawasan Pondok Bambu.

"Saya merintis bisnis mebel dari nol. Saat masih SMP, saya sudah mulai usaha ini. Saat SMA, saya bahkan sudh punya sekitar 500 karyawan. Tapi kemudian bangkrut karena suatu sebab. Kemudian saya buka usaha di sini," jelasnya.

Omzet milyaran



Kata Haji Mukhlisin, era tahun 1990 sampai 2000 merupakan puncak kejayaan para pedagang mebel di Jalan Pahlawan Revolusi. Satu toko miliknya saja, saat itu, mampu meraup omset Rp1-2 milyar per bulan. Padahal, di sekitar Jalan Pahlawan Revolusi Haji Mukhlisin memiliki tiga toko. Sedangkan di Jepara, dia memiliki dua toko lain.

"Pelanggannya macam-macam. Ada dari instansi, rumah makan, cafe, pembeli perorangan untuk rumah mereka bahkan tidak sedikit orang yang kulakan di sini untuk dijual lagi," katanya.

Bahkan, kata dia, banyak pula pembeli yang datang dari beberapa negara di luar negeri. "Baru beberapa waktu lalu saya kedatangan pembeli dari Dubai."

Tak heran jika para penjual mebel asal Jepara di kawasan itu mendulang sukses. Setidaknya saat ini, kata Haji Mukhlisin, terdapat sekitar 150 pengusaha mebel asal Jepara yang membuka usaha di sana. Mereka bahkan sudah membentuk sebuah paguyuban bernama Tiyang Jepara (Orang Jepara).

"Ya memang sebagian besar pengusaha mebel sudah sukes. Sedangkan paguyuban untuk merekatkan silaturahmi saja. Banyak kegiatan, salah satunya pertemuan rutin setiap bulan. Di pertemuan kami menggelar arisan reguler dan arisan haji," jelasnya.

Ramadan sepi

Umumnya, toko-toko mebel di Jalan Pahlawan Revolusi menjual meja, kursi, rak, tempat tidur dan peralatan dari kayu lainnya. Di toko milik Haji Mukhlisin, menjual satu set meja-kursi kelas standar dengan harga Rp1,2 juta untuk satu set, lemari berbahan kayu jati Rp6 juta hingga ratusan juta dan harga rak Rp1,7 juta.

"Tergantung ukuran, bahan dan jenis ukiran. Kalau yang bagus, harganya ada yang sampai ratusan juta," katanya. Selain jati, kayu yang kerap digunakan sebagai bahan furniture adalah mahoni dan sungkai.

Haji Mukhlisin mengungkapkan, sejak dua tahun lalu penjualan mebel di kawasan itu mengalami penurunan. Moment Lebaran yang biasanya menjadi waktu yang paling ramai, juga sepi pembeli.

"Apalagi di Ramadan tahun ini, bisa dikatakan terparah sejak puluhan tahun berjualan di sini. Penjualan turun drastis. Menurun 80 persen dibandingkan moment sama tahun lalu. Bukan hanya toko saya, teman-teman lain juga merasakan sama," katanya.

Ia memperkirakan, selain karena Ramadan bertepatan dengan kenaikan sekolah, ajang pemilihan umum (pemilu) menjadi sebab lain turunnya angka penjualan mebel.

Yoyon (40), pemilik Reza Furniture di Jalan Pahlawan Revolusi nomer 11, mengungkapkan hal sama. "Untuk Lebaran tahun ini sangat sepi dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.

Baru pada Sabtu (19/7) kemarin, kata dia, penjualan mebel di tokonya mulai meningkat. Di moment Lebaran seperti ini, terang Yoyon, masyarakat umumnya membeli set kursi tamu dengan kisaran harga Rp4 juta hingga Rp5 juta.

"Padahal untuk stok barang masih sangat banyak. Cuma memang lagi sepi saja. Mungkin karena penjual mebel di Jakarta sudah semakin banyak dan tersebar," kata Yoyon yang memulai usaha sejak 1995. (Fha

Label:
1 Response
  1. sinta Says:

    Assalamualaikum wrb,perkenalkan saya Sinta dari Padang saya pengusaha properti,saya ngin berbagi pengalaman kepada teman2 semua,dulu saya hanya penjual jamu keliling,hidup susah penghasilanpun hanya bisa untuk makan,saya punya anak tiga suami tinggalkan saya pada saat kelahiran anak saya yang ke 3.putus asa sempat terlintas dipikiran saya,tapi saya harus berjuang demi anak2 saya,tidak sengaja saya buka internet dan saya lihat no ustazd hakim,saya coba telpon beliau,saya dikasi solusi tapi saya ragu untuk menjalankannya tapi saya coba beranikan diri mengikuti apapun saran beliau syukur alhamdulillah Cuma 3 hari uang 5m yg saya minta itu terlihat jelas di depan mata saya sekarang saya bisa sukses seperti ini bisa beli rumah usaha properti saya terbilang sukses,sekarang semua anak2 saya sekolah dan sudah ada yang sarjana,terimah kasih saya ucapkan pada ustazd hakim berkat anda saya bisa seperti ini,khusus untuk room ini terima kasih karna saya bisa berbagi pengalaman,untuk teman2 yang mau seperti saya atau yang sedang dalam kesusahan khususnya yang terlilit hutang banyak jika teman2 berminat yakin dan percaya silahkan hub ustazd hakim di nmr 082281871557 insya Allah dikasi solusi,ini pengalaman saya nyata dan tidak ada karangan apapun sumpah atas nama Allah,salam persaudaraan,Wassalam.(tampah tumbal dan aman)


Posting Komentar

terimakasih atas atensinya...

Powered By Blogger

  • Foto saya
    DKI Jakarta
    Wartawan di harian Warta Kota, Kompas Gramedia. Follow @FeryantoHadi

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut Blog


    waktu jualah yang akan menghentikan pengembaraan singkat ini